Kontemplasi Nalar

“somewhere.. something incredible is waiting to be known.” – ME.

05.52

Satu set meja kost tertata agak kurang rapi. Dengan laptop usang, uang koin berserakan, sisa beberapa puntung rokok di asbak dan secangkir kopi hitam menemaniku sore ini. Beberapa totem, prosa, kata telah bercampur aduk dalam nalar yang tak seperti biasanya. Bahkan mungkin beberapa memori mengingatkan akan beberapa kejadian masa silam. Di balkon terlihat hujan mulai turun sementara satu perasaan menyelinap diantara kerumunan air itu, Rindu.

Pernahkah kalian rindu mengecil?

Tiba-tiba bobot badan menyusut puluhan kilo dan umur berkurang puluhan tahun. Seperti senang rasanya punya panjang badan yang hanya setengah tangan ibu dan tidur berada ditengah orang tua lagi. Semua permintaan hanya dilalukan dengan cara menagis. Tidak pernah ada kalimat “Kerjakan PR mu!”, “Mandi, udah mau magrib. Pamali.” , atau hanya sekedar dibentak ayah karena kita makan sambil bernyanyi. Sampai semua membesar pada waktunya.

06.24

Kehidupan kecilku menyenangkan cenderung nakal. Masih tergambar jelas ketika umur 8 tahun membakar hutan hanya karena sembunyi-sembunyi ingin belajar merokok. Pun dengan 3 teman lainnya yang membakar gubuk disawah dengan alasan yang sama. Rokoknya waktu itu SUKUN, sekarang sih udah gak ada. Dan masih teringat jelas ketika main bola ditanah dan istirahat sebelum mulai babak kedua, kami semua makan CUANKIE lalu menghabiskan beberapa batang rokok sebelum melanjutkan pertandingan (atlet macam apa itu. HAHA). Kehidupan sekolahku juga menyenangkannya. Kelas 5 SD udah punya pacar (hanya sebatas surat menyurat), sering dipanggil ke Ruang BK karena masalah yang berbeda-beda, dengan lantangnya berteriak menjadi pemimpin upacara, grafitti jajaran pertokoan, atau memakai lem kayu untuk meninggikan rambut pas lagi bawain lagu Sistem nya PUPPEN.

Itu hanya sebagian memori tubuh kecil yang aku ingat, tak semuanya menyenangkan memang. Tapi jika tidak menyenangkan, sebaiknya berdamailah!

Berdamailah dengan masa lalumu.

Ya. Berdamailah dengan sesuatu yang tak akan pernah bisa dilulang. Ketika kita hanya menyimpan maka itu akan jadi dendam. Sharing is caring! Pilihlah orang yang tepat lalu ceritakan. Itu hanya sedikit cerita masa kecil saya. Bukan itu yang akan dibahas. Luapkan!

07.08

Kontemplasi nalar. Kontemplasi adalah memandang jauh ke depan demi mendapatkan arah dan kemungkinan tindakan lain (antisipasi) yang lebih bermakna. Nalar itu pikiran logis.

Umur saya sekarang duapuluhsekian tahun. Bekerja pada studio design yang ada di batam. Industri kreatif memang membingungkan. Unpredictable. Dinamisnya, manusia tumbuh menjadi “manusia” atas apa yang sudah dialami. Sedari kecil saya memang suka berimajinasi lalu menggambar. Lama-lama saya suka menulis. Sekali lagi saya bilang kalau industri kreatif itu membingungkan. Sekarang siapa yang tak kenal DeeLestari, walaupun tidak semua bukunya saya baca, tapi saya kagum dengan dia. She’s one of the best author in Indonesia. Saat “SUPERNOVA” akan dirilis dalam bentuk film, saya agak meragukan awalnya. Akankah kekecewaan terulang seperti laskar pelangi atau buku/novel lainnya yang di remake dalam bentuk film?

BANG! NORAK! Saya adalah orang tak pernah keluar bioskop selama film masih diputar. Karena menurut saya, minimal, pada saat antri tiket, kita sudah tahu ingin menonton apa, jadi pas didalem, kenapa kita harus kecewa karena filmnya jelek atau tidak sesuai selera? Kan tadi yang beli tiketnya kita. Finally, keluar juga akhirnya. HAHA. Maaf ya mba Dee, tapi asli deh film supernova nya norak. Saya rasa sih pemilihan sutradara dari awal aja udah meragukan. The one an only : Rizal Mantovani. Dia jago kl bikin video klip. Iya video klip. Saya disini gak akan membahas detil dari pembuatan supernova. Bukan kapasitas saya juga. Intinya disini prosesnya ada yang salah. Good book, bad movie. Right?

Masih soal industri kreatif, terlebih soal design. Apalagi desain grafis yang dianggap desain paling mudah dibanding genre desain yg lain. Meme bertebaran dimana-mana. Mungkin sebagian orang menganggap itu lucu, buat saya itu miris. Ketika membuat logo hanya dibayar rokok atau desain poster cuma bilang makasih. Guys, we are not money oriented, but please be a designer it’s not easy. Ini profesi. Bedanya apa kita dengan penyanyi atau pemahat? Kita belajar, berproses, tumbuh layaknya profesi mainstream lainnya seperti Dokter, Polisi, Pilot, dll. Sama ratakan!

Ah sudahlah! Asu!

08.23

Hujan masih membasahi balkon kost. Suasana jalan terlihat lebih sepi dari biasanya. Ingatan tak akan mengembalikan waktu-waktu yang hilang, tak usah disesali. Perenungan ini dibutuhkan bahkan mungkin akan saya rutinkan.

ARTWORK 01Terima kasih sudah meluangkan. Selamat berakhir pekan.

 

Leave a comment